Bahan Pengawet

Bahan pengawet bambu

Sahabat Bambu

Semua campuran bahan pengawet kimia umumnya dapat berbahaya dan harus ditangani dengan benar dan hati-hati. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diningnkan, Tindakan pencegahan penting dilakukan selama persiapan larutan dan proses pengawetan.Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika menggunakan bahan pengawet:

  • Tempat pengawetan harus memiliki ventilasi dan sirukulasi udara yang baik dan sebaiknya dibuat sebagai kawasan terbatas yang hanya boleh dimasuki oleh yang berkepentingan saja.
  • Gunakaan pelidnugn seperti sarung tangan, pelindung mata dan sepatu karet.
  • Jangan makan atau minum ketika menangani bahan pengaawet atau sedang melakukan proses pengawetan.
  • Bersihkan tangan dengan air mengalir dan sabun ketika selesai menggunakan bahan pengawet.
  • Sisa bahan pengawet tidak boleh dibuang di saluran air secara sembarangan. Kadar garam yang tinggi yang terdapat dalam bahan pengawet (borax) dapat menyembabkan matinya tanaman. Jika memang harus membuang bahan pengawet tersisa, larutkan terlebih dulu dengan air sampai ph nya normal. Sisa pengawet dapat dibuang di lahan konstruksi atau tapak fondasi rumah yang akan dibangun.
Sahabat Bambu
Cover Image

Sejak dahulu kala bambu telah dikenal luas sebagai tumbuhan yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan bagi kehidupan umat manusia. Tak berlebihan dikatakan bahwa tumbuhan bambu merupakan anugrah yang telah mempermudah manusia untuk bertahan hidup dimuka bumi ini. Bambu memberikan manusia perlindungan, makanan, menyediakan air dan merupakan bahan utama dari berbagai peralatan yang membantu mempermudah hidup manusia.

Batang bambu telah sangat banyak digunakan untuk berbagai keperluan, namun tidak demikan halnya dengan daun bambu. Di Indonesia daun bambu baru sebatas digunakan sebagai pakan ternak, itupun hanya di beberapa tempat yang sulit mendapatkan rumput segar ketika musim kemarau. Di sisi lain, penelitian modern mengungkapkan bahwa daun bambu kaya nutrisi bermanfaat yang baik untuk kesehatan manusia.

Pengawetan Kimiawi

Pengawetan bambu menggunakan bahan kimia

Sahabat Bambu

 Yang dimaksud dengan cara pengawetan kimiawi adalah pengawetan yang memanfaatkan bahan kimia. Efisiensi pengawetan kimia terhadap peningkatan umur bambu dipengaruhi oleh struktur anatomi bambu itu sendiri. Pengawetan pada batang bambu lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pengawetan kayu karena kondisi berikut ini:

  • Tidak ada jalur serapan radial (horizontal ketika bambu dalam posisi tegak) sebagaimana yang dimiliki kayu, sehingga perpindahan larutan dari sel ke sel tergantung pada proses difusi secara perlahan.
  • Sel batang bambu yang berperan dalam proses transportasi bahan pengawet hanya 8% dibandingkan dengan kayu lunak yang mencapai 70%, karu keras 20% atau rotan 30%, ini menyebabkan proses pengawetan bambu membutuhkan waktu yang lebih lama.
  • Penyerapan radial dari bahan penawet melalui bagian kulit luar bambu terhalang oleh lapisan keras kulit bambu (cortex), sedangkan dari bagian dalam dihalangi oleh struktur lignin yang tebal.
  • Meski poros vertical yang ada memungkinkan larutan mudah melewati sel bambu, namun keberadaan buku-buku diantara ruas bambu mengisolasi dan memperlambat penyerapan ke bagian lainnya.
  • Ketika bambu dipotong, cairan bambu beraksi menutupi “luka” yang ada sehingga membatasi akses bahan pengawet. Sehingga bambu harus segera diawetkan ketika kondisinya masih basah.
  • Dalam kondisi kering cairan bambu yang mongering di dalam batang bambu menghalangi proses difusi antar sel, sehingga memperlambat proses penyerapan pengawet.
Sahabat Bambu

Bambu telah lama dikenal sebagai tumbuhan multiguna. Sejak ratusan tahun lalu batang bambu telah digunakan sebagai bahan untuk membangun rumah, perabotan rumah tangga, tempat makan dan wadah memasak makanan. Tunas bambu bahkan dapat diolah menjadi sayuran dan kerupuk yang lezat dan bergizi.

Nah, ternyata bukan hanya batang dan tunas bambu saja yang dapat memberikan manfaat bagi manusia. Sejak zaman kekaisaran China kuno, daun bambu juga telah digunakan sebagai bahan untuk membuat minuman kesehatan dengan cara diseduh seperti daun teh. Seduhan teh daun bambu dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit yang berhubungan dengan masalah aliran darah, pernafasan dan pencernaan.

Penelitian modern mengungkapkan bahwa daun bambu memiliki antioksidan tinggi, vitamin, serat dan silika yang sangat tinggi. Di antara semua tumbuhan yang ada, bambu memiliki kandungan silika yang paling tinggi. Sepuluh kali lebih tinggi dari tumbuhan lain yang bersilika tinggi.