Sahabat Bambu

Bambu telah lama dikenal sebagai tumbuhan multiguna. Sejak ratusan tahun lalu batang bambu telah digunakan sebagai bahan untuk membangun rumah, perabotan rumah tangga, tempat makan dan wadah memasak makanan. Tunas bambu bahkan dapat diolah menjadi sayuran dan kerupuk yang lezat dan bergizi.

Nah, ternyata bukan hanya batang dan tunas bambu saja yang dapat memberikan manfaat bagi manusia. Sejak zaman kekaisaran China kuno, daun bambu juga telah digunakan sebagai bahan untuk membuat minuman kesehatan dengan cara diseduh seperti daun teh. Seduhan teh daun bambu dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit yang berhubungan dengan masalah aliran darah, pernafasan dan pencernaan.

Penelitian modern mengungkapkan bahwa daun bambu memiliki antioksidan tinggi, vitamin, serat dan silika yang sangat tinggi. Di antara semua tumbuhan yang ada, bambu memiliki kandungan silika yang paling tinggi. Sepuluh kali lebih tinggi dari tumbuhan lain yang bersilika tinggi.

Silika merupakan senyawa yang membuat bambu tumbuh sangat cepat, dan membentuk kulit batang bambu menjadi mengkilap. Manfaat silika sendiri bagi manusia diantaranya mempercepat pertumbuhan rambut dan kuku, menghambat pembentukan kolagen dan meremajakan kulit. Silika juga sangat penting untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang, memperlancar sistem peredaran darah dan meningkatkan fungsi sell darah putih serta sebagai sumber mineral untuk memperkuat gigi dan gusi.

Sementara itu, serat larut yang tinggi pada bambu juga memiliki manfaat yang tak kalah penting bagi kesehatan manusia. Serat larut ini dapat mengendalikan kadar gula darah, menekan kadar kolesterol jahat dalam darah sehingga baik untuk kesehatan jantung. Serat larut memiliki peran penting dalam memperbaiki kerja sistem pencernaan. Selain itu kadar mineral dan vitamin yang terkandung dalam daun bambu juga sudah pasti dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Sayangnya, daun bambu yang kaya manfaat ini belum dimanfaatkan. Meski bambu tumbuh di seluruh kepulauan Indonesia, hingga saat ini belum ada yang meliriknya. Semoga para pegiat dan pecinta bambu Indonesia segera melihat potensi dan mengolah daun bambu sebagai produk kesehatan yang murah dan terjangkau.